"Itu pelangi, Nak. Kita berhenti sebentar ya," kata Kholid yang membonceng anaknya, memberhentikan motor sejenak, di kawasan Ganting, Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (2/10/2009).
Belasan warga lainnya berlari ke luar rumah untuk ikut menyaksikan fenomena langka ini.
"Itu lingkaran Halo," kata seorang warga memberitahu.
Cuaca di Kota Padang panas terik. Warga mulai bersiap-siap akan menunaikan salat Jumat dihalaman Masjid Gantiang yang rusak parah akibat diguncang gempa 7,6 skala richter (SR).
Sumber: detik.com
Apa itu Fenomena Halo?
Fenomena halo (bahasa Greek: ἅλως) adalah lingkaran cahaya seakan-akan pelangi yang mengelilingi Matahari atau Bulan. Ia adalah sejenis fenomena optik yang menampilkan bentuk cincin di sekitar sumber cahaya. Di alam biasanya kita lihat saat bulan purnama atau saat matahari terang di siang hari.
Terdapat banyak jenis halo, tetapi kebanyakannya terjadi kibat refleksi dan refraksi cahaya matahari/bulan dari kristal es dalam awan sirus sejuk yang terletak pada ketinggian 5–10 km di lapisan troposfera atas sekitar 5-10km dari permukaan bumi.
Halo sangat besar dan selalu mempunyai diameter yang sama dalam posisinya di langit. Kadang-kadang hanya sebagian saja yang muncul. Semakin kecil cincin cahaya yang terbias muncul mengelilingi matahari atau bulan dihasilkan oleh corona dari lebih banyak titisan air daripada dibiaskan oleh es kristal.
Apabila ingin melihat halo pastikan kedua mata anda dilindungi dari pancaran matahari. Jangan sesekali memandang terus dan lama pada halo. Sembunyikan matahari dari penglihatan di balik binaan, bangunan atau apapun. Berhati-hati apabila mengambil gambar halo tanpa pelindung matahari. Sangat berbahaya untuk mengambil gambar terus terutama bila mengunakan kamera SLR.
Beberapa fenomena halo yang terjadi di Indonesia
di Bandung bogor dan jakarta, 27 september 2007
di Makasar 29 oktober 2007
di Padang 29 maret 2008